Pengertian Sorting Algoritma
dan Jenis-Jenis Sorting
Sorting
adalah sebuah proses merangkai benda dalam urutan tertentu dan/atau dalam
himpunan yang berbeda, dan oleh karena itu dia memiliki dua arti umum yang
berbeda.
1.Pengurutan : merangkai benda yang sejenis, sekelas, dll, dalam urutan yang
teratur.
2.Kategorisasi : pengelompokan dan pemberian label kepada benda dengan sifat
yang serupa.
Mensortir informasi atau data
Salah satu cara sorting yang penting adalah mengatur benda informasi dalam
urutan alfabetik sesuai dengan hubungan penyusunan yang telah didefinisikan
sebelumnya, misal ketika seseorang mensortir buku-buku di perpustakaan
berdasarkan judul, subyek atau penulis (Biasanya diurutkan dalam urutan
membesar).
Urutan yang dihasilkan dapat membesar atau mengecil, karena biasanya seluruh
sorting adalah sorting angka.
Sorting dalam ilmu komputer adalah salah satu subjek riset yang paling luas
karena kebutuhan mempercepat operasi dalam ribuan atau jutaan data selama
operasi pencarian.
Tujuan utama mensortir informasi adalah untuk mengoptimalkan tugas tertentu.
Pada umumnya, ada dua cara pengelompokan informasi: berdasarkan kategori, misal
sebuah katalog belanja di mana barang disusun bersama di bawah judul seperti
‘rumah’, ‘olah raga’, ‘pakaian wanita’, dll. dan berdasarkan intensitas seperti
harga, misal dari yang termurah sampai yang termahal.
Jenis-jenis
algoritma penjadwalan adalah sebagai berikut :
1. Nonpreemptive, menggunakan konsep :
a. FIFO (First In First Out) atau FCFS (First Come First Serve)
b. SJF (Shortest Job First)
c. HRN (Highest Ratio Next)
d. MFQ (Multiple Feedback Queues)
2. Preemptive, menggunakan konsep :
a. RR (Round Robin)
b. SRF (Shortest Remaining First)
c. PS (Priority Schedulling)
d. GS (Guaranteed Schedulling)
Klasifikasi lain selain berdasarkan dapat/tidaknya suatu proses diambil secara
paksa adalah klasifikasi berdasarkan adanya prioritas di proses-proses, yaitu :
1. Algoritma penjadwalan tanpa berprioritas.
2. Algoritma penjadwalan berprioritas, terdiri dari :
a. Berprioritas static
b. Berprioritas dinamis
Algoritma Nonpreemptive
1. First In first Out (FIFO)
First In First Out (FIFO) merupakan penjadwalan tidak berprioritas. FIFO adalah
penjadwalan paling sederhana, yaitu proses-proses diberi jatah waktu pemroses
berdasarkan waktu kedatangan. Pada saat proses mendapat jatah waktu pemroses,
proses dijalankan sampai selesai.
Penilaian penjadwalan ini berdasarkan kriteria optimasi :
Adil, dalam arti resmi (proses yang datang duluan akan dilayani lebih dulu),
tapi dinyatakan tidak adil karena job-job yang perlu waktu lama membuat job-job
pendek menunggu. Job-job yang tidak penting dapat membuat job-job penting
menunggu lama.
Efisiensi, sangat efisien.
Waktu tanggap sangat jelek, tidak cocok untuk sistem interaktif apalagi untuk
sistem waktu nyata.
Turn around time kurang baik.
Throughtput kurang baik. FIFO jarang digunakan secara mandiri, tetapi
dikombinasikan dengan skema lain.
Baik untuk sistem batch yang sangat jarang berinteraksi dengan pemakai.
Contoh : aplikasi analisis numerik, maupun pembuatan tabel.
Sangat tidak baik (tidak berguna) untuk sistem interaktif, karena tidak memberi
waktu tanggap yang baik.
Tidak dapat digunakan untuk sistem waktu nyata (real-time applications).
2. Shortest Job First (SJF)
Penjadwalan ini mengasumsikan waktu berjalannya proses sampai selesai telah
diketahui sebelumnya. Mekanismenya adalah menjadwalkan proses dengan waktu
jalan terpendek lebih dulu sampai selesai, sehingga memberikan efisiensi yang
tinggi dan turn around time rendah dan penjadwalannya tak berprioritas.
Contoh :
Terdapat empat proses (job) yaitu A,B,C,D dengan waktu jalannya masing-masing
adalah 8,4,4 dan 4 menit. Apabila proses-proses tersebut dijalankan, maka turn
around time untuk A adalah 8 menit, untuk B adalah 12, untuk C adalah 16 dan
untuk D adalah 20. Apabila keempat proses tersebut menggunakan penjadwalan
shortest job fisrt, maka turn around time untuk B adalah 4, untuk C adalah 8,
untuk D adalah 12 dan untuk A adalah 20.
Karena SJF selalu memperhatikan rata-rata waktu respon terkecil, maka sangat
baik untuk proses interaktif. Umumnya proses interaktif memiliki pola, yaitu
menunggu perintah, menjalankan perintah, menunggu perintah dan menjalankan
perintah, begitu seterusnya. Masalah yang muncul adalah tidak mengetahui ukuran
job saat job masuk. Untuk mengetahui ukuran job adalah dengan membuat estimasi
berdasarkan kelakukan sebelumnya. Prosesnya tidak datang bersamaan, sehingga
penetapannya harus dinamis. Penjadwalan ini jarang digunakan karena merupakan
kajian teoritis untuk pembandingan turn around time.
3. Highest Ratio Next (HRN)
Highest Ratio Next merupakan strategi penjadwalan dengan prioritas proses tidak
hanya berdasarkan fungsi waktu layanan tetapi juga jumlah waktu tunggu proses.
Begitu proses mendapat jatah pemroses, proses berjalan sampai selesai.
Prioritas dinamis HRN dihitung berdasarkan rumus : Prioritas = (waktu tunggu +
waktu layanan ) / waktu layanan Karena waktu layanan muncul sebagai pembagi,
maka job lebih pendek berprioritas lebih baik, karena waktu tunggu sebagai
pembilang maka proses yang telah menunggu lebih lama juga mempunyai kesempatan
lebih bagus. Disebut HRN, karena waktu tunggu ditambah waktu layanan adalah
waktu tanggap, yang berarti waktu tanggap tertinggi yang harus dilayani.
4. Multiple Feedback Queues (MFQ)
Merupakan penjadwalan berprioritas dinamis. Penjadwalan ini untuk mencegah
(mengurangi) banyaknya swappingdengan proses-proses yang sangat banyak
menggunakan pemroses (karena menyelesaikan tugasnya memakan waktu lama) diberi
jatah waktu (jumlah kwanta) lebih banyak dalam satu waktu. Penjadwalan ini juga
menghendaki kelas-kelas prioritas bagi proses-proses yang ada. Kelas tertinggi
berjalan selama satu kwanta, kelas berikutnya berjalan selama dua kwanta, kelas
berikutnya berjalan empat kwanta, dan seterusnya. Ketentuan yang berlaku adalah
sebagai berikut :
Jalankan proses pada kelas tertinggi.
ika proses menggunakan seluruh kwanta yang dialokasikan, maka diturunkan kelas
prioritasnya.
Proses yang masuk untuk pertama kali ke sistem langsung diberi kelas tertinggi.
Mekanisme ini mencegah proses yang perlu berjalan lama swapping berkali-kali
dan mencegah proses-proses interaktif yang singkat harus menunggu lama.
Algoritma Preemptive
1.
Round Robin (RR)
Merupakan :
o Penjadwalan yang paling tua, sederhana, adil, banyak digunakan algoritmanya
dan mudah diimplementasikan.
o Penjadwalan ini bukan dipreempt oleh proses lain tetapi oleh penjadwal
berdasarkan lama waktu berjalannya proses (preempt by time).
o Penjadwalan tanpa prioritas.
o Berasumsi bahwa semua proses memiliki kepentingan yang sama, sehingga tidak
ada prioritas tertentu. Semua proses dianggap penting sehingga diberi sejumlah
waktu oleh pemroses yang disebut kwanta (quantum) atau time slice dimana proses
itu berjalan.Jika proses masih running sampai akhir quantum, maka CPU akan
mempreempt proses itu dan memberikannya ke proses lain. Penjadwal
membutuhkannya dengan memelihara daftar proses dari runnable. Ketika quantum
habis untuk satu proses tertentu, maka proses tersebut akan diletakkan diakhir
daftar (list).
2. Shortest Remaining First (SRF)
Merupakan :
• Penjadwalan berprioritas.dinamis.
• preemptive untuk timesharing
• Melengkapi SJF
Pada SRF, proses dengan sisa waktu jalan diestimasi terendah dijalankan,
termasuk proses-proses yang baru tiba.Pada SJF, begitu proses dieksekusi,
proses dijalankan sampai selesai.Pada SRF, proses yang sedang berjalan
(running) dapat diambil alihproses baru dengan sisa waktu jalan yang diestimasi
lebih rendah.
Kelemahan :
Mempunyai overhead lebih besar dibanding SJF. SRF perlu penyimpanan waktu
layanan yang telah dihabiskan job dan kadang-kadang harus menangani peralihan.
Tibanya proses-proses kecil akan segera dijalankan.
Job-job lebih lama berarti dengan lama dan variasi waktu tunggu lebih lama
dibanding pada SJF.
SRF perlu menyimpan waktu layanan yang telah dihabiskan , menambah overhead.
Secara teoritis, SRF memberi waktu tunggu minimum tetapi karena overhead
peralihan, maka pada situasi tertentu SFJ bisa memberi kinerja lebih baik
dibanding SRF.
3.
Priority Schedulling (PS)
Setiap proses diberi prioritas dan proses yang berprioritas tertinggi mendapat
jatah waktu lebih dulu (running). Diasumsikan bahwa masing-masing proses
memiliki prioritas tertentu, sehingga akan dilaksanakan berdasar prioritas yang
dimilikinya. Ilustrasi yang dapat memperjelas prioritas tersebut adalah dalam
komputer militer, dimana proses dari jendral berprioritas 100, proses dari
kolonel 90, mayor berprioritas 80, kapten berprioritas 70, letnan berprioritas
60 dan seterusnya. Dalam UNIX perintah untuk mengubah prioritas menggunakan
perintah nice. Pemberian prioritas diberikan secara:
1)Statis (Static Priorities) berarti prioritas tidak berubah.
Keunggulan :
• Mudah diimplementasikan.
• Mempunyai overhead relatif kecil.
Kelemahan :
• Tidak tanggap terhadap perubahan lingkungan yang mungkin menghendaki
penyesuaian prioritas.
2)
Dinamis (Dynamic Priorities) merupakan mekanisme untuk menanggapi perubahan
lingkungan system beroperasi. Prioritas awal yang diberikan ke proses mungkin
hanya berumur pendek setelah disesuaikan ke nilai yang lebih tepat sesuai
lingkungan.
Kelemahan :
Implementasi mekanisme prioritas dinamis lebih kompleks dan mempunyai overhead
lebih besar. Overhead ini diimbangi dengan peningkatan daya tanggap sistem.
Contoh penjadwalan berprioritas :
Proses-proses yang sangat banyak operasi masukan/keluaran menghabiskan
kebanyakan waktu menunggu selesainya operasinya masukan/keluaran. Proses-proses
ini diberi prioritas sangat tinggi sehingga begitu proses Memerlukan pemroses
segera diberikan, proses akan segera memulai permintaan masukan/keluaran
berikutnya sehingga menyebabkan proses blocked menunggu selesainya operasi
masukan/keluaran. Dengan demikian pemroses dapat dipergunakan proses-proses
lain. Proses-proses I/O berjalan paralel bersama proses-proses lain yang
benar-benar memerlukan pemroses, sementara proses-proses I/O itu menunggu
selesainya operasi DMA.
Proses-proses yang sangat banyak operasi I/O-nya, kalau harus menunggu lama
untuk memakai pemroses (karena prioritas rendah) hanya akan membebani memori,
karena harus disimpan tanpa perlu proses-proses itu dimemori karena tidak
selesai-selesai menunggu operasi masukan dan menunggu jatah pemroses.
4. Guaranteed Schedulling (GS)
Penjadwalan ini memberikan janji yang realistis (memberi daya pemroses yang
sama) untuk membuat dan menyesuaikan performance adalah jika ada N pemakai,
sehingga setiap proses (pemakai) akan mendapatkan 1/N dari daya pemroses CPU.
Untuk mewujudkannya, sistem harus selalu menyimpan informasi tentang jumlah
waktu CPU untuk semua proses sejak login dan juga berapa lama pemakai sedang
login. Kemudian jumlah waktu CPU, yaitu waktu mulai login dibagi dengan n,
sehingga lebih mudah menghitung rasio waktu CPU. Karena jumlah waktu pemroses
tiap pemakai dapat diketahui, maka dapat dihitung rasio antara waktu pemroses
yang sesungguhnya harus diperoleh, yaitu 1/N waktu pemroses seluruhnya dan
waktu pemroses yang telah diperuntukkan proses itu. Rasio 0,5 berarti sebuah
proses hanya punya 0,5 dari apa yang waktu CPU miliki dan rasio 2,0 berarti
sebuah proses hanya punya 2,0 dari apa yang waktu CPU miliki. Algoritma akan
menjalankan proses dengan rasio paling rendah hingga naik ketingkat lebih
tinggi diatas pesaing terdekatnya. Ide sederhana ini dapat diimplementasikan ke
sistem real-time dan memiliki penjadwalan berprioritas dinamis.
0 komentar:
Posting Komentar